Sabtu, 02 April 2016

Peninggalan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia





Kebudayaan Hindu-Budha adalah salah satu kebudayaan yang memengaruhi kebudayaan Indonesia sekarang. Kebudayaan ini seperti dijelaskan pada artikelnya dibawa dari India menuju Indonesia. Apa yang menjadi bukti kebudayaan ini berkembang di Indonesoa? Berikut bukti - bukti peninggalan kebudayaan hindu - budha di Indonesia.

Diawali dari peninggalan berupa seni aksara dan sastra. Seni aksara dan sastra yang ditinggalkan dapat berupa kitab, buku,atau prasasti.
Pertama, prasasti. Kata prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, dengan arti sebenarnya adalah "pujian". Namun kemudian dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan". Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu bertulis atau batu bersurat.

Meskipun berarti "pujian", tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja). Sebagian besar prasasti diketahui memuat keputusan mengenai penetapan sebuah desa atau daerah menjadi sima atau daerah perdikan. Sima adalah tanah yang diberikan oleh raja atau penguasa kepada masyarakat yang dianggap berjasa. Karena itu keberadaan tanah sima dilindungi oleh kerajaan. Berikut beberapa prasasti peninggalan kebudayaan hindu-budha :

a. Prasasti Kerajaan Tarumanegara antara lain Ciaruteun, Kebun Kopi, Tugu, Lebak, Jambu, Muara Cianten, dan Pasir Awi yang semuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

prasasti ciaruteun
b. Prasasti di Sumatra Selatan antara lain Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, Karang Berahi, dan Telaga Batu. Prasasti ini menggunakan bahasa Melayu dan huruf Pallawa, yang dipahat dan ditulis sekitar abad ke-7 pada masa Kerajaan Sriwijaya. Prasasti yang ditemukan tersebut antara lain berisi tentang peraturan kerajaan dan sanksi apabila melakukan pelanggaran, serta puji-pujian untuk kebesaran dan kemakmuran raja. Selain kelima prasasti tadi, juga ditemukan Prasasti Nalanda yang berisi tentang keturunan Dinasti Syailendra, silsilah Raja Balaputradewa, dan persahabatan dengan Kerajaan India.
prasasti talang tuo

c. Prasasti Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini ditulis sekitar tahun 400 M, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.

d. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu dengan Raja Sanjaya.

e. Prasasti di Kediri sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur, antara lain Prasasti Padlegan, Palah, dan Panumbungan. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kediri.

f. Prasasti Dinoyo tahun 760 M, dekat Malang. Prasasti ini berisi tentang sebuah kerajaan yang berpusat di Kanyuruhan.

g. Prasasti Kalasan tahun 778 M, dekat Jogjakarta, memuat tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Rakai Panangkaran.

h. Prasasti Kedu tahun 907 M, berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Balitung.

i. Prasati Adityawarman, ditemukan di daerah Batusangkar. Prasasti ini memakai bahasa Melayu Kuno bercampur dengan bahasa Sanskerta.

j. Prasasti Mulawarman, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

Selain prasasti - prasasti diatas ada pula Yupa. Yupa adalah prasasti yang dituliskan pada tiang batu. Awalnya, yupa digunakan untuk mengikat kurban, baik hewan maupun manusia yang akan dipersembahkan kepada dewa.

Yupa ditemukan di Kalimantan Timur, pada abad ke-5 yang berisi tentang kisah seorang raja bernama Mulawarman.

Seni aksara dan sastra yang akan dibahas selanjutnya adalah kitab. Pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkembang di Indonesia, kebudayaan dan kesusastraan juga mengalami kemajuan. Karya-karya sastra peninggalan sejarah tersebut berupa cerita tertulis yang dikarang oleh para pujangga. Beberapa karya sastra di antaranya berupa kitab-kitab berikut ini :

a. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasar-dasar pokok membuat candi.

b. Kitab Arjuna Wiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030. Kitab ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berisi tentang perjuangan Airlangga dalam mempertahankan Kerajaan Kediri.

c. Kitab Smaradahana dikarang oleh Mpu Darmaja, pada masa pemerintahan Raja Kameswara I, Kediri.

d. Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, Kediri.

e. Kitab Krisnayana ditulis oleh Mpu Triyana.

f. Kitab Hariwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh.

g. Kitab Negara Kertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Kitab ini merupakan sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Di dalam kitab ini muncul istilah Pancasila.

kitab negarakretagama

h. Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab ini berisi tentang hukum dan dijadikan dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Dalam kitab ini menekankan prinsip keadilan dan tidak membedakan rakyat biasa dengan bangsawan. Jadi siapapun yang melanggar aturan atau undang-undang harus mendapat hukuman yang sesuai.

kitab sutasoma

Peninggalan yang akan dibahas selanjutnya adalah peninggalan seni rupa dan ukir. Seni rupa dan ukir yang akan dibahas pertama adalah arca dan patung. Patung adalah tiruan bentuk orang atau hewan yang dibuat dengan bahan batu, kayu, dan lain-lain ,sedangkan arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Berikut  beberapa peninggalan kebudayaan hindu - budha yang berupa arca dan patung :

1) Patung Bercorak Hindu

Patung bercorak Hindu biasanya berwujud dewa-dewi, raja, dan mahluk mistik seperti makara. Patung raja biasanya tidak ditampilkan sebagaimana adanya melainkan menyerupai dewa atau dewi tertentu yang diidentikkan dengan raja bersangkutan, misalnya:

(a) Patung dewa-dewi, misalnya Trimurti dan Durga. Pada patung Trimurti, patung Siwa biasanya tampak lebih dominan. Dewa ini ditampilkan dalam beragai wujud antara ain mahaguru, mahakala, dan bhairawa;

(b) Patung Airlangga (Medang Kamulan) dalam wujud Wisnu sedang menunggang burung Garuda;

(c) Patung Ken Dedes dalam wujud Dewi Pajnaparamita;

arca ken dedes

(d) Patung Kertanegara dalam wujud Joko Dolok dan Amoghapasya;

(e) Patung Kertarajasa (Raden Wijaya) dalam wujud Dewa Siwa;

(f) Arca Dwarapala atau Batara Kala dalam wujud raksasa memegang gada.

2) Patung Bercorak Budha

Umumnya patung bercorak Budha berwujud Sang Budha dalam berbagai posisi, meski ada juga sejumlah patung Bodhisattva. Patung Sang Budha tampil dalam berbagai posisi dengan sikap tangan (mudra) menghadap arah mata angin tertentu. Sikap tangan Sang Buddha tersebut mengandung makna tersendiri, yaitu:

(a) Arca Aksobhya dengan sikap bumisparca-mudra yaitu sikap tangan menyentuh bumi sebagai saksi. Arca menghadap ke timur.

(b) Arca Ratnasambhawa dengan sikap wara-mudra, yaitu sikap tangan memberi anugerah. Arca menghadap selatan.

(c) Arca Amithaba dengan sikap dhyana-mudra, sikap tangan bersemadi. Arca menghadap ke barat.

(d) Arca Amogashidi, sikap abhaya-mudra, sikap tangan menenteramkan. Arca menghadap utara.

(e) Arca Wairicana, sikap dharmacaraka-mudra, sikap tangan memutar rodadharma. Arca tersembunyi dalam stupa.

Beberapa patung bercorak budha antara lain `:

a. Patung Gajah Mada
Patung ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau Perdana Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama “Sumpah Palapa”.

b. Patung Buddha
Ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha berkembang dengan baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi Mendut.

Seni rupa dan ukir juga dapat berupa reief. Relief adalah pahatan yang dipahat di badan candi. Misalnya relief candi borobudur yang merupakan relief tentang riwayat Sang Budha. Riwayat ini dikenal dengan Karma Wibangga yang dipahatkan dalam salah satu dinding Studa Borobudur.

Selanjutnya adalah peninggalan berupa seni bangunan. Seni bangunan yang diwariskan antara lain :

1. Percandian
Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Beberapa candi peninggalan hindu - budha antara lain :
candi borobudur


a. Borobudur (Budha)
Dusun/desa : Bumisegoro, Borobudur
Nama asli : Bhumisambharabudhara (Sanskerta:"sepuluh tingkatan kebajikan bodhisatwa", berdasarkan prasasti Tri Tepusan)
Nama lain :Jinalaya (berdasarkan prasasti Karangtengah), Budur (berdasarkan Nagarakretagama)

candi mendut


b. Mendut (budha)
Dusun/desa : Mendut, Mungkid
Nama asli : Venuvana (Sanskerta: "hutan bambu" berdasarkan prasasti Karangtengah)









c. Prambanan (hindu)
Dusun/desa : Prambanan
Nama asli : Shivagrha (Sanskerta:"rumah Siwa", berdasarkan prasasti Siwagrha)
Nama lain : Rara Jonggrang (legenda setempat)

d.  Penataran (hindu)
Dusun/desa : Penataran, Nglegok
Nama asli : Palah (Nagarakretagama)

e. dan lain - lain

2. Pemandian
pemandian pada masa majapahit

3. Keraton

4. Makam

Peninggalan selanjutnya adalah peninggalan sistem kemasyarakatan. Pada masa hindu dikenal sistem kasta. Sistem kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajat orang yang bersangkutan. Sistem Kasta ini muncul dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India. Terdapat 4 kasta, yaitu:

1. Kasta Brahmana
2. Ksatria
3. Weisya
4. Sudra

Tetapi sistem ini hanya dipakai oleh penganut agama hindu saja.

Peninggalan lainnya adalah filsafat dan sistem kepercayaan. Kepercayaan asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. Percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan maka roh nenek moyang dipuja. Masuknya pengaruh India tidak menyebabkan pemujaan terhadap roh nenek moyang hilang. Hal ini dapat dilihat dari fungsi candi. Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, selain sebagai tempat pemujaan, candi juga berfungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan abu jenazah raja yang telah wafat.

Peninggalan lainnya adalah sistem pemerintahan. Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan adalah adanya sistem pemerintahan secara sederhana. Setelah pengaruh India masuk, kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja serta wilayahnya disebut kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, biasanya namanya ditambah "warman". Contoh: di kerajaan Kutai, Taruma, dan sebagainya.

Peninggalan terakhir adalah peninggalan tradisi. Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain:

a. Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan.
b. Upacara potong gigi (mapandes).
c. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
d. Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.

Kurang lebih hal - hal diatas adalah peninggalan hindu - budha yang ada di Indonesia. Banyak bukan? Tak lain budaya kita banyak yang terpengaruh budaya hindu - budha.

Sources :

https://prezi.com/nlmp2if_jemi/hasil-hasil-peninggalan-pada-masa-hindu-budha-di-indonesia/
http://www.cpuik.com/2012/12/peninggalan-sejarah-hindu-dan-buddha.html
http://www.ipapedia.web.id/2015/03/benda-peninggalan-bersejarah-pada-masa.html?m=0

6 komentar: