Teori perkembangan manusia terdiri dari 2 teori yang saling bertentangan satu sama lain. berikut teori yang muncul :
1.
Teori Out of Africa
Teori
Out of Africa yang ditemukan oleh James
Watson beserta rekan menyatakan bahwa
makhluk yang disebut sebagai manusia, muncul dan hidup pada satu kawasan saja,
yaitu di Afrika, kurang lebih dimulai pada tahun 200.000 S.M. Manusia pertama
ini kemudian berkembang dan bertambah banyak. Manusia ini memiliki gaya hidup nomaden,
sehingga terus berpindah untuk mendapatkan makanan. Gaya hidup dan populasi
yang semakin banyak mengakibatkan manusia ini berpindah ke tempat-tempat
lainnya di muka bumi.
Sejak
tahun 200.000 S.M. hingga 60.000 S.M., manusia menyebar ke seluruh wilayah di
Afrika. Tahun 60.000 S.M., manusia mulai menyebar ke Timur Tengah, Asia
Selatan, Asia Tenggara, hingga Australia. Pada saat itu suhu bumi menurun
hingga menyebabkan terbentuknya es di bagian utara bumi, yaitu Eropa Utara dan
Amerika Utara, dan menurunkan ketinggian permukaan air. Hal ini menyebabkan
munculnya lebih banyak daratan dan memudahkan manusia untuk berpindah. Tahun
55.000 S.M., manusia mulai bergerak ke arah Asia Tengah. Tahun 50.000 S.M., es
mulai mencair sehingga ketinggian permukaan air mulai naik kembali. Pada saat
itu manusia sudah memenuhi Asia Tengah dan memasuki Asia Timur. Tahun 45.000
S.M., manusia menyebar hingga ke wilayah Rusia dan memasuki wilayah Eropa.
Tahun 40.000 S.M., manusia telah tersebar luas di Afrika, Eropa, Asia Tengah,
Asia Tenggara, dan Australia. Tahun 30.000 S.M., suhu bumi kembali turun
melebihi jaman es sebelumnya. Hal ini menyebabkan munculnya daratan luas yang
menghubungkan Asia dan Amerika di wilayah utara. Inilah yang menyebabkan
penyebaran manusia memasuki wilayah Amerika Utara. Tahun 20.000 S.M., manusia
telah tersebar hingga Amerika Selatan. Tahun 15.000 S.M., suhu bumi kembali
naik dan es mulai mencair. Pada tahun 10.000 S.M., peta darat dan laut bumi
sudah mirip seperti yang kita ketahui pada saat ini.
Teori
ini juga cukup diperkuat dengan adanya “pabrik cat” yang berumur 100.000 tahun.
Pabrik cat ini ditemukan di Gua Blombos dekat Cape Town, Afrika Selatan.
Penemuan mengenai cat ini memunculkan dugaan bahwa manusia pada saat itu telah
mengenal bahasa untuk berkomunikasi.
Pada
tahun 1994, penelusur gua menemukan tulang belulang dalam rangkaian gua di
utara Spanyol. Tulang belulang yang ditemukan kemudian diperiksa oleh para ahli
arkeologi. Tulang belulang milik neandertal yang mungkin meninggal secara
tragis sekitar 43.000 tahun ini mengungkapkan beberapa kenyataan mengenai
hubungan neandertal dan manusia modern yang melakukan nomaden dari Afrika.
Neandertal telah menguasai Eurasia kurang lebih selama 200.000 tahun. Fosil
neandertal yang ditemukan ini mengalami iklim yang sangat ekstrem dan tertekan
oleh kedatangan manusia modern dari Afrika. Tetapi, 15.000 tahun kemudian,
neandertal lenyap selamanya. Iklim yang ekstrem mengakibatkan neandertal
kekurangan gizi, dilihat dari struktur giginya. Namun, penelitian selanjutnya
mengatakan bahwa tulang belulang tersebut memiliki tepi bergerigi. Hal ini
diakibatkan oleh pukulan keras dari manusia modern yang mengincar otak dan
sumsum, dengan kata lain kanibal.
Penelitian
ini menunjukkan bahwa garis keturunan antara manusia modern yang datang dari
Afrika dan Neandertal terpisah sejak 700.000 tahun yang lalu. Neandertal
sendiri lebih dekat kepada manusia, dibandingkan dengan simpanse yang merupakan
98,7% sama dengan manusia modern. Neandertal memiliki struktur dan komposisi
pembangun tubuh yang sangat mirip dengan manusia modern yang berasal dari
Afrika. Oleh karena itu, pembaruan terhadap Out of Africa Theory mengatakan bahwa
manusia modern dari Afrika dan neandertal memiliki nenek moyang yang sama.
Lenyapnya neandertal dalam rantai perkembangan manusia diduga tidak seperti
yang terdapat dalam Out of Africa Theory sebelumnya. Neandertal diduga lenyap
karena kebiasaan makan daging dan berburu. Puncak jaman es yang terjadi pada
tahun 30.000-23.000 S.M. benar-benar sangat kejam karena fluktuasinya yang
singkat. Hal ini menekan populasi neandertal hingga kepada titik punah.
Teori
Out of Africa dipatahkan juga oleh adanya manusia purba yang diberi sebutan
Meganthropus Palaeojavanicus, atau manusia raksasa dari Jawa kuno. Fosil
manusia purba ini ditemukan pada tahun 1941 oleh G.H.R. Von Koenigswald di Desa
Sangiran, dekat Surakarta, Jawa Tengah. Umur Meganthropus Palaeojavanicus yang
ditemukan ini kira-kira berusia lebih dari 2.000.000 tahun, karena itu usianya
lebih tua daripada manusia dari Afrika.
2.
Teori Evolusi Multiregional
Teori
ini memandang asal-usul manusia modern sebagai suatu fenomena yang mencakup
seluruh dunia. Pada prinsipnya, manusia modern berasal dari kerabat yang sama,
yaitu dari jenis “the java man” (Homo erectus). Mereka menyebar secara
bersamaan ke seluruh dunia dan baru kemudian di tempatnya yang baru mereka
melakukan proses evolusi sehingga mencapai manusia modern.
Menurut
hipotesis di atas, jenis manusia Neanderthal merupakan sebagian hasil evolusi
di tiga benua. Dari segi anatomi, jenis manusia Neanderthal merupakan peralihan
antara Homo Erectus dan Homo Sapiens modern di Eropa, Timur Tengah dan Asia
sebelah barat. Tren evolusi menuju status biologis Homo Sapiens yang terjadi di
seluruh dunia tersebut didorong oleh lingkungan kebudayaan baru di tempat yang
baru. Dengan berkembangnya kebudayaan ke arah yang lebih kompleksitas, mendorong
kemampuan otak untuk semakin berkembang. Otak yang besar dan cerdas membawa
kebudayaan yang lebih kompleks, yang pada gilirannya menjadikan otak yang lebih
besar dan lebih cerdas lagi. Hal tersebut pada akhirnya mempengaruhi
penyebarluasan perubahan genetis dengan cepat pada setiap populasi diseluruh
dunia.
Sumber :
blog
google.com
Makasih infonya kak, ciye kakak nya army :v
BalasHapus