Rabu, 10 Februari 2016

Teori Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia






Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama islam, tetapi sebelum agama islam masuk ke Indonesia, agama hindu dan budha datang terlebih dahulu. Setelah islam datang, masyarakat yang beragama islam maupun yang beragama hindu atau budha dapat hidup berdampingan dan saling menjaga kerukunan.

Perkembangan kebudayaan Hindu tidak dapat lepas dari peradaban Lembah Sungai Indus, di India. Pada tahun 1500 SM Agama dan Kebudayaan Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan Bangsa Arya ke kota Mohenjodaro dan Harappa melalui celah Kaiber. Kedatangan bangsa Arya ini mendesak Bangsa Dravida dan Bangsa Munda yang merupakan suku asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Arya mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Politeisme), dan kepercayaan Bangsa Arya tersebut berbaur dengan kepercayaan asli Bangsa Dravida. Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran Agama dan Kebudayaan Hindu Lembah Sungai Indus/Hindustan. Dalam perkembangannya, terjadinya perpaduan antara budaya Arya, budaya Dravida, dan budaya Munda yang kemudian disebut kebudayaan Hindu (Hinduisme).

Pada dasarnya yang dimaksud dengan Hinduisme adalah seluruh pandangan hidup, adat-istiadat, maupun keyakinan yang dianut oleh bangsa yang tinggal di anak benua India berdasarkan Veda. Dalam perkembangnnya para pemeluknya telah mengalami perubahan sebagai perpaduan antara Brahmanisme dan yang berdasarkan Veda dengan Budisme yang berdasarkan Jainisme.
Setelah agama ini menyebar ke seluruh india, agama Hindu- Budha kemudian menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Letak geografis kepulauan Indonesia telah menjadikan kepulauan Indonesia sebagai jalur perdagangan Internasional. Kepulauan Indonesia menjadi daerah transit ( pemberhentian ) sebelum  melanjutkan ke kedua bagian negara tersebut. Orang-orang Indonesia ternyata ikut aktif juga dalam perdagangan tersebut sehingga terjadilah kontak hubungan di antara keduanya (Indonesia - India dan Indonesia -Cina ). Hubungan itu akhirnya memberikan pengaruh terhadap perkembangan masyarakat Indonesia selanjutnya.

Menurut sejarawan Van Lew dan Wotters, hubungan dagangan antara Indonesia dan India lebih  dahulu berkembang dari pada hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Awalnya, orang-orang India bersikap aktif dalam Kegiatan perdagangan tersebut untuk membeli rempah rempah dan hasil tambang. Menurut Claudius Ptolomeus orang - orang India datang ke Indonesia didorong oleh kekayaan Indonesia akan perak, emas, lada dan cengkeh yang menarik para pedagang mancanegara.
Kegiatan perdagangan ini telah berlangsung sejak awal abad ke-5 M.Banyak teori yang berkembang tentang masuknya agama hindu ke Indonesia.Tapi dari kesemua teori dapat di golongkan menjadi 6 teori yang kesemuanya mempunyai pendukung dan fakta fakta sejarah dari prasasti maupun catatan perjalanan.

peta jalur perjalanan laut asia tenggara


Pada perkembangan selanjutnya, agama Hindu lebih banyak berpengaruh daripada Buddha. Bukti agama Hindu lebih dahulu masuk ke Nusantara adalah kerajaan kerajaan tertua di Indonesia, yaitu Kutai, beragama Hindu. Kerajaan Tarumanegara yang hadir setelahnya juga beragama Hindu.
Bukti lainnya adalah adanya keterangan seorang penjelajah Cina bernama Fa Hsien yang mengatakan bahwa tidak banyak penganut agama Buddha di Ye-Po-Ti atau pulau jawa . Penjelajah Cina ini datang di pulau Jawa pada tahun 414 M.

Bukti - bukti berikut ini memaparkan tentang pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia, antara lain :

     ·        Di Sempaga, Sulawesi Selatan ada arca Buddha bergaya amarawati dari India Selatan di Bukit    Siguntang Sumatra Selatan dan di kota Bangun, Kutai. Arca ini bergaya gandhara India Utara 
     ·        Adanya prasasti bertuliskan Huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta di Kutai dan Tarumanegara.
     ·        Banyaknya penganut Hindu dan Buddha di nusantara atau Indonesia.
     ·        Berkembangnya kesenian yang bercorak hindu-budha seperti seni patung di Indonesia.
     ·        Penggunaan kata warman sebagai nama raja seperti raja di India.
     ·        Munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia memengaruhi kehidupan masyarakat di  kepulauan nusantara .
     ·        Masyarakat nusantara menggunakan bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa dalam kehidupan sehari hari.
     ·        Adanya sistem kemaharajaan.
     ·        Adanya kitab-kitab sastra seperti Ramayana dan Mahabharata yang bercorak Hindu.

Setelah mengetahui beberapa bukti pengaruh agama Hindu – Budha, lantas bagaimana agama ini bisa masuk ke Indonesia? Berikut ini dipaparkan teori tentang masuknya agama hindu – budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli. Disertai pula dengan kelebihan dan kekurangannya
    
    1.   Teori Brahmana.




Teori ini pertama kali dikemukakan oleh J.C Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta. Hal ini didasarkan bahwa agama Hindu bukanlah agama yang demokratis bagi orang banyak. Yang mampu membaca bahasa sansekerta hanya kaum brahmana saja.

Para pendeta ini datang ke nusantara di undang oleh raja raja yang berkuasa di nusantara untuk melakukan upacara upacara keagamaan maupun pengangkatan raja raja baru.

Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan para brahmana di nusantara dalam rangka penyebaran agama Hindu antara lain.

a. Abhiseka, yaitu upacara pengangkatan penobatan raja baru
b. Vratyastoma, yaitu upacara pencucian diri (pemberian kasta),
c. Kulapanjika, yaitu memberikan silsilahketurunan raja
d. Castra, yaitu cara membuat mantra mantra.

Kelebihan Teori Brahmana

Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.

Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sanskerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sanskerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sanskerta.

Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sanskerta sehingga hanya merekalah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda. Karena Raja-raja yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti Raja-raja di India maka mereka dengan sengaja
mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensahkan kedudukan mereka di Indonesia sebagai Raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis Raja juga dinyatakan beragama Hindu, jika Raja beragama Hindu maka rakyatnya pun akan
mengikuti Raja.

Ketika menobatkan Raja, kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meninggalkan Kitab Weda sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh Raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.

Karena Raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus Raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat berkembang di Indonesia.

Kelemahan Teori Brahmana

Menurut ajaran Hindu kuno, seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan kastanya, sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal
yang wajar.

    2.   Teori Ksatria
\


Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu masuk ke Nusantara dibawa oleh prajurit yang mengadakan ekspansi perluasan wilayah dari India ke Indonesia. Berikut hipotesis beberapa ahli yang mendukung teori ksatria :

 ·        C.C Berg
             C.C Berg berpendapat bahwa golongan yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonsia adalah para petualang yangsebagian besar berasal dari golongan Ksatria. Para Ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para Kstaria ini sedikit banyak membantu kemenanganvbagi salah satu kelompok atau suku yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinannya ini memudahkan bagi para Ksatira untuk menyebarkan tradisi Hindu-Buddha dalam masyarakat indonesia.

      ·        Mookerji
            Mookerji mengatakan bahwa golongan Ksatria ( tentara ) dari india yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Para Ksatria ini kemudian membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi sebuah kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di India dan mendatangkan para seniman yang berasal dari India untuk membangun candi-candi di Indonesia.
     
     ·        J.L Moens
            Dia mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajan di indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Perlu diketahui bahwa sekitar abad ke-5, banyak kerajaan-kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Ada di antara para keluarga kerajaan tersebut, yaitu para Ksatrianya yang melarikan diri ke Indonesia. Mereka ini selanjutnya mendirikan kerajaan di kepulauan Nusantara.

Kelebihan Teori Ksatria
Kekuatan teori ini terletak pada semangat petualangan para kaum ksatria.

Kelemahan Teori Ksatria
Kelemahan teori ini antara lain :
 ·        Para Ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa
 ·        Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti) yan menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukan tersebut terjadi pada abad ke-II sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.

    3.   Teori waisya




Teori ini digagas oleh N.J. Krom yang mengatakan bahwa agama Hindu masuk ke Kepulauan nusantara dibawa oleh para pedagang dari India.Pedagang dari India tersebut Selain berdagang juga menyebarkan agama Hindu. Muncul pula dugaan ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

Mereka bermukim di indonesia kemudian aktif melakukan hubungan sosial tidak saja dengan masyarakat indonesia secara umum tetapi juga dengan pemimpin kelompok masyarakat. Lewat interaksi itu mereka menyebarkan dan memperkenalkan agama dan kebudayaan mereka.

Kelebihan teori Waisya

Banyaknya sumber daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika mereka berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.

Kelemahan teori Waisya

Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana.

Bantahan para ahli terhadap teori Waisya

Motif mereka datang sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu. Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin hanya sekedar mencari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.

Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan
masyarakat setempat.

Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda. Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.

    4.   Teori Sudra




Van Feber  mengungkapkan bahwa orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain bahkan ada yang sampai ke Indonesia.  Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.

Kelebihan teori Sudra
Kaum Sudra di India memang benar - benar tertindas. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasar perginya kaum udra dari India.

Kelemahan teori Sudra
Kaum Sudra adalah kasta yang paling rendah di India. Golongan ini sebagian besar diisi oleh budak atau pekerja kasar. Maka, golongan ini tidak mungkin menguasai huruf pallawa, karena hanya kaum brahman lah yang dapat mengerti huruf pallawa. Sedangkan pasasti di Indonesia menggunakan huru pallawa dn bahasa sansekerta.

    5.   Teori Arus Balik  

Teori ini menyatakan bahwa di kemudian hari, bangsa Nusantara tidak hanya menerima pengetahuan dari orang-orang India maupun orang asing yang datang. Mereka juga aktif mencari ilmu  agama Hindu di negeri orang dan menyebarkannya setelah kembali ke kerajaan masing masing di nusantara. Pencetusnya dalah F.D.K Bosch.

F.D.K Bosch
          Menurutnya yang pertama kali datang ke Indonesia adalah mereka yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikut menumpang kapal-kapal dagang. Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya
tersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Buddha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang lain. Bukti-bukti dari pendapat tersebut adalah adanya prasasti Nalanda yang menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta kepada raja di India untuk membangun
wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu para. Permintaan raja Sniwijaya itu ternyata dikabulkan. Para tokoh atau pelajar Sriwijaya menuntut ilmu di sana lalu mereka kembali ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

Dalam teori ini proses penyebaran budaya hindu – budha terjadi dalam dua tahap yaitu :

Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.

Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang.

Kelebihan teori arus balik
Adanya bukti tertulis tentang peginy utusan Sriwijaya menuju India untuk belajar.

Kelemahan teori arus balik
Teori arus balik membutuhkan waktu yang relatif cukup lama. Mulai dari dikirimnya pelajar sampai pendakwahan ajaran ini.

Dilihat dari sumber - sumber yang saya dapatkan, menurut saya teori yang hmpir mendekati benar adalah teori Brahmana. Karena hanya golongan Brahman lah yang dapat membaca dan mengerti huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Di India sendiri, bahasa sanekerta hanya digunakan dalam upacara keagamaan yang dilakukan kaum brahman. Sedangkan prasasti dan peninggalan hindu - budha yang ditemukan di Indonesia ebagian besar berbahasa Sansekerta dan menggunakan huruf Pallawa. Tapi ini hanyalah opini saya semata. Berbeda orang yang melihat berbeda pula cara pandangnya.

Jadi, menurut anda mana yang benar? 







Sumber :
http://www.artikelsiana.com/2014/08/teori-tentang-masuk-dan-berkembangnya.html#
http://solusismart.com/teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia/
http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/01/teori-masuknya-agama-hindu-budha-di-ke-indonesia.html
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=119&lvl1=2&lvl2=0&lvl3=0&kl=7
http://www.pengertiansejarah.com/proses-masuk-dan-berkembangnya-agama-hindu-buddha-di-indonesia.html
http://www.gerbangilmu.com/2014/06/teori-masuknya-hindu-buddha-ke.html
http://www.idsejarah.net/2015/07/sejarah-masuknya-hinduisme-ke-indonesia.html 
http://www.materisma.com/2014/02/teori-masuknya-agama-dan-kebudayaan-hindu-buddha.html
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
http://www.astalog.com/2786/kelebihan-dan-kelemahan-teori-brahmana.htm
http://ilmusosial.net/kelemahan-dan-kelebihan-teori-waisya.html
http://www.slideshare.net/arelyafebriane7/tugas-sejarah-x
http://www.sarisejarah.com/2014/11/hasil-diskusi-tentang-kelebihan-dan.html
Hapsari, Ratna ; Buku Sejarah Indonesia ; ERLANGGA