Indonesia adalah negara dengan
penduduk mayoritas beragama islam, tetapi sebelum agama islam masuk ke
Indonesia, agama hindu dan budha datang terlebih dahulu. Setelah islam datang,
masyarakat yang beragama islam maupun yang beragama hindu atau budha dapat
hidup berdampingan dan saling menjaga kerukunan.
Perkembangan kebudayaan Hindu
tidak dapat lepas dari peradaban Lembah Sungai Indus, di India. Pada tahun 1500
SM Agama dan Kebudayaan Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan Bangsa Arya ke
kota Mohenjodaro dan Harappa melalui celah Kaiber. Kedatangan bangsa Arya ini
mendesak Bangsa Dravida dan Bangsa Munda yang merupakan suku asli yang telah
mendiami daerah tersebut. Bangsa Arya mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak
Dewa (Politeisme), dan kepercayaan Bangsa Arya tersebut berbaur dengan
kepercayaan asli Bangsa Dravida. Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal
penyebaran Agama dan Kebudayaan Hindu Lembah Sungai Indus/Hindustan. Dalam
perkembangannya, terjadinya perpaduan antara budaya Arya, budaya Dravida, dan
budaya Munda yang kemudian disebut kebudayaan Hindu (Hinduisme).
Pada dasarnya yang dimaksud
dengan Hinduisme adalah seluruh pandangan hidup, adat-istiadat, maupun
keyakinan yang dianut oleh bangsa yang tinggal di anak benua India berdasarkan
Veda. Dalam perkembangnnya para pemeluknya telah mengalami perubahan sebagai
perpaduan antara Brahmanisme dan yang berdasarkan Veda dengan Budisme yang
berdasarkan Jainisme.
Setelah agama ini menyebar ke
seluruh india, agama Hindu- Budha kemudian menyebar ke Asia Timur dan Asia
Tenggara termasuk Indonesia.
Letak geografis kepulauan
Indonesia telah menjadikan kepulauan Indonesia sebagai jalur perdagangan
Internasional. Kepulauan Indonesia menjadi daerah transit ( pemberhentian )
sebelum melanjutkan ke kedua bagian
negara tersebut. Orang-orang Indonesia ternyata ikut aktif juga dalam
perdagangan tersebut sehingga terjadilah kontak hubungan di antara keduanya
(Indonesia - India dan Indonesia -Cina ). Hubungan itu akhirnya memberikan
pengaruh terhadap perkembangan masyarakat Indonesia selanjutnya.
Menurut sejarawan Van Lew dan
Wotters, hubungan dagangan antara Indonesia dan India lebih dahulu berkembang dari pada hubungan dagang
antara Indonesia dan Cina. Awalnya, orang-orang India bersikap aktif dalam
Kegiatan perdagangan tersebut untuk membeli rempah rempah dan hasil tambang.
Menurut Claudius Ptolomeus orang - orang India datang ke Indonesia didorong
oleh kekayaan Indonesia akan perak, emas, lada dan cengkeh yang menarik para
pedagang mancanegara.
Kegiatan perdagangan ini telah
berlangsung sejak awal abad ke-5 M.Banyak teori yang berkembang tentang
masuknya agama hindu ke Indonesia.Tapi dari kesemua teori dapat di golongkan
menjadi 6 teori yang kesemuanya mempunyai pendukung dan fakta fakta sejarah
dari prasasti maupun catatan perjalanan.
peta jalur perjalanan laut asia tenggara |
Pada perkembangan selanjutnya,
agama Hindu lebih banyak berpengaruh daripada Buddha. Bukti agama Hindu lebih
dahulu masuk ke Nusantara adalah kerajaan kerajaan tertua di Indonesia, yaitu
Kutai, beragama Hindu. Kerajaan Tarumanegara yang hadir setelahnya juga
beragama Hindu.
Bukti lainnya adalah adanya
keterangan seorang penjelajah Cina bernama Fa Hsien yang mengatakan bahwa tidak
banyak penganut agama Buddha di Ye-Po-Ti atau pulau jawa . Penjelajah Cina ini
datang di pulau Jawa pada tahun 414 M.
Bukti - bukti berikut ini
memaparkan tentang pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia, antara lain :
· Di Sempaga, Sulawesi Selatan ada arca Buddha
bergaya amarawati dari India Selatan di Bukit Siguntang Sumatra Selatan dan di
kota Bangun, Kutai. Arca ini bergaya gandhara India Utara
· Adanya prasasti bertuliskan Huruf Pallawa dan
berbahasa Sanskerta di Kutai dan Tarumanegara.
·
Banyaknya penganut Hindu dan Buddha di nusantara
atau Indonesia.
·
Berkembangnya kesenian yang bercorak hindu-budha
seperti seni patung di Indonesia.
·
Penggunaan kata warman sebagai nama raja seperti
raja di India.
·
Munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia memengaruhi kehidupan masyarakat di kepulauan nusantara .
·
Masyarakat nusantara menggunakan bahasa
Sanskerta dan tulisan Pallawa dalam kehidupan sehari hari.
·
Adanya sistem kemaharajaan.
·
Adanya kitab-kitab sastra seperti Ramayana dan
Mahabharata yang bercorak Hindu.
Setelah mengetahui beberapa bukti
pengaruh agama Hindu – Budha, lantas bagaimana agama ini bisa masuk ke
Indonesia? Berikut ini dipaparkan teori tentang masuknya agama hindu – budha ke
Indonesia yang dikemukakan para ahli. Disertai pula dengan kelebihan dan
kekurangannya
1.
Teori Brahmana.
Teori ini
pertama kali dikemukakan oleh J.C Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa
agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta. Hal ini didasarkan
bahwa agama Hindu
bukanlah agama yang demokratis bagi orang banyak. Yang mampu membaca
bahasa sansekerta hanya kaum brahmana saja.
Para pendeta ini
datang ke nusantara di undang oleh raja raja yang berkuasa di nusantara untuk
melakukan upacara upacara keagamaan maupun pengangkatan raja raja baru.
Berikut adalah
beberapa hal yang dilakukan para brahmana di nusantara dalam rangka penyebaran
agama Hindu antara lain.
a. Abhiseka,
yaitu upacara pengangkatan penobatan raja baru
b. Vratyastoma,
yaitu upacara pencucian diri (pemberian kasta),
c. Kulapanjika,
yaitu memberikan silsilahketurunan raja
d. Castra, yaitu
cara membuat mantra mantra.
Kelebihan
Teori Brahmana
Agama Hindu
adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham
mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana
bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan
Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
Prasasti
Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sanskerta, sedangkan di India
sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan.
Bahasa Sanskerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat
membaca dan menulis bahasa Sanskerta.
Di India hanya
kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sanskerta sehingga hanya merekalah yang
dapat dan boleh membaca kitab suci Weda. Karena Raja-raja yang ada di Indonesia
kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti Raja-raja di India maka mereka
dengan sengaja
mendatangkan
kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensahkan
kedudukan mereka di Indonesia sebagai Raja. Dan mulailah dikenal istilah
kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis
Raja juga dinyatakan beragama Hindu, jika Raja beragama Hindu maka rakyatnya
pun akan
mengikuti Raja.
Ketika
menobatkan Raja, kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke Indonesia. Sebelum
kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meninggalkan Kitab Weda
sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh Raja
dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
Karena Raja
telah mengenal Brahmana maka secara khusus Raja juga meminta Brahmana untuk
mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India
dapat berkembang di Indonesia.
Kelemahan
Teori Brahmana
Menurut ajaran
Hindu kuno, seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan
tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan
kastanya, sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal
yang wajar.
Teori ini
mengatakan bahwa agama Hindu masuk ke Nusantara dibawa oleh prajurit yang
mengadakan ekspansi perluasan wilayah dari India ke Indonesia. Berikut
hipotesis beberapa ahli yang mendukung teori ksatria :
C.C Berg berpendapat bahwa golongan yang turut
menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonsia adalah para petualang
yangsebagian besar berasal dari golongan Ksatria. Para Ksatria ini ada yang
terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang
diberikan oleh para Kstaria ini sedikit banyak membantu kemenanganvbagi salah satu
kelompok atau suku yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di
antara mereka yang dinikahkan dengan salah seorang putri dari kepala suku yang
dibantunya. Dari perkawinannya ini memudahkan bagi para Ksatira untuk
menyebarkan tradisi Hindu-Buddha dalam masyarakat indonesia.
·
Mookerji
Mookerji mengatakan bahwa golongan Ksatria ( tentara )
dari india yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Para
Ksatria ini kemudian membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi sebuah
kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan
kerajaan-kerajaan di India dan mendatangkan para seniman yang berasal dari
India untuk membangun candi-candi di Indonesia.
·
J.L Moens
Dia mencoba menghubungkan proses terbentuknya
kerajaan-kerajan di indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi
di India pada abad yang sama. Perlu diketahui bahwa sekitar abad ke-5, banyak kerajaan-kerajaan
di India Selatan yang mengalami kehancuran. Ada di antara para keluarga kerajaan
tersebut, yaitu para Ksatrianya yang melarikan diri ke Indonesia. Mereka ini
selanjutnya mendirikan kerajaan di kepulauan Nusantara.
Kelebihan
Teori Ksatria
Kekuatan teori
ini terletak pada semangat petualangan para kaum ksatria.
Kelemahan
Teori Ksatria
Kelemahan teori
ini antara lain :
·
Para Ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta
dan huruf Pallawa
·
Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah
taklukkan kerajaan-kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti)
yan menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun
Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan
Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini.
Hal ini disebabkan penaklukan tersebut terjadi pada abad ke-II sedangkan
bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.
Teori ini
digagas oleh N.J. Krom yang mengatakan bahwa agama Hindu masuk ke Kepulauan
nusantara dibawa oleh para pedagang dari India.Pedagang dari India tersebut
Selain berdagang juga menyebarkan agama Hindu. Muncul pula dugaan ada yang
menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
Mereka bermukim
di indonesia kemudian aktif melakukan hubungan sosial tidak saja dengan
masyarakat indonesia secara umum tetapi juga dengan pemimpin kelompok
masyarakat. Lewat interaksi itu mereka menyebarkan dan memperkenalkan agama dan
kebudayaan mereka.
Kelebihan
teori Waisya
Banyaknya sumber
daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik untuk
bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang
datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu,
sehingga ketika mereka berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu
dan Buddha.
Kelemahan
teori Waisya
Para pedagang
yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana.
Bantahan
para ahli terhadap teori Waisya
Motif mereka
datang sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu sehingga
hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para
saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan membawa
perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu. Mereka lebih banyak menetap di
daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka datang ke
Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin hanya sekedar mencari
perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang
baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaan Hindu
di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin
dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.
Meskipun ada
perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka tidak
berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap
sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi
mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya
yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan
keagamaan
masyarakat
setempat.
Kaum Waisya tidak
mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan
agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak menguasai secara
mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami bahasa Sansekerta
sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda. Tulisan dalam prasasti dan
bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa
Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan
upacara keagamaan.
Van Feber mengungkapkan bahwa orang India berkasta
Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka
tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka
dijadikan sebagai budak para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain
bahkan ada yang sampai ke Indonesia.
Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak
jarang dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya
pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke
Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.
Kelebihan teori Sudra
Kaum Sudra di India memang benar - benar tertindas. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasar perginya kaum udra dari India.
Kelemahan teori Sudra
Kaum Sudra adalah kasta yang paling rendah di India. Golongan ini sebagian besar diisi oleh budak atau pekerja kasar. Maka, golongan ini tidak mungkin menguasai huruf pallawa, karena hanya kaum brahman lah yang dapat mengerti huruf pallawa. Sedangkan pasasti di Indonesia menggunakan huru pallawa dn bahasa sansekerta.
5.
Teori Arus Balik
Teori ini
menyatakan bahwa di kemudian hari, bangsa Nusantara tidak hanya menerima
pengetahuan dari orang-orang India maupun orang asing yang datang. Mereka juga
aktif mencari ilmu agama Hindu di negeri
orang dan menyebarkannya setelah kembali ke kerajaan masing masing di
nusantara. Pencetusnya dalah F.D.K Bosch.
F.D.K Bosch
Menurutnya yang pertama kali datang
ke Indonesia adalah mereka yang memiliki semangat untuk menyebarkan
Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikut menumpang kapal-kapal dagang.
Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya
itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya
tersebut. Pada
perkembangan selanjutnya banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India
untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Buddha di India. Sekembalinya di
Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang lain.
Bukti-bukti dari pendapat tersebut adalah adanya prasasti Nalanda yang
menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta kepada raja di
India untuk membangun
wihara di
Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu para. Permintaan raja Sniwijaya itu
ternyata dikabulkan. Para tokoh atau pelajar Sriwijaya menuntut ilmu di sana
lalu mereka kembali ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan pengaruh
Hindu-Buddha di Indonesia.
Dalam teori ini proses
penyebaran budaya hindu – budha terjadi dalam dua tahap yaitu :
Pertama, proses penyebaran di lakukan
oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budha ke
Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk
masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu,
berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India mereka membawa
kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai
kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak
hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia
tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat
pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.
Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan
oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini
seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari
kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah
ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara
Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang.
Kelebihan teori arus balik
Adanya bukti tertulis tentang peginy utusan Sriwijaya menuju India untuk belajar.
Kelemahan teori arus balik
Teori arus balik membutuhkan waktu yang relatif cukup lama. Mulai dari dikirimnya pelajar sampai pendakwahan ajaran ini.
Dilihat dari sumber - sumber yang saya dapatkan, menurut saya teori yang hmpir mendekati benar adalah teori Brahmana. Karena hanya golongan Brahman lah yang dapat membaca dan mengerti huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Di India sendiri, bahasa sanekerta hanya digunakan dalam upacara keagamaan yang dilakukan kaum brahman. Sedangkan prasasti dan peninggalan hindu - budha yang ditemukan di Indonesia ebagian besar berbahasa Sansekerta dan menggunakan huruf Pallawa. Tapi ini hanyalah opini saya semata. Berbeda orang yang melihat berbeda pula cara pandangnya.
Jadi, menurut anda mana yang benar?
Sumber :
http://www.artikelsiana.com/2014/08/teori-tentang-masuk-dan-berkembangnya.html#
http://solusismart.com/teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia/
http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/01/teori-masuknya-agama-hindu-budha-di-ke-indonesia.html
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=119&lvl1=2&lvl2=0&lvl3=0&kl=7
http://www.pengertiansejarah.com/proses-masuk-dan-berkembangnya-agama-hindu-buddha-di-indonesia.html
http://www.gerbangilmu.com/2014/06/teori-masuknya-hindu-buddha-ke.html
http://www.idsejarah.net/2015/07/sejarah-masuknya-hinduisme-ke-indonesia.html
http://www.materisma.com/2014/02/teori-masuknya-agama-dan-kebudayaan-hindu-buddha.html
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
http://www.astalog.com/2786/kelebihan-dan-kelemahan-teori-brahmana.htm
http://ilmusosial.net/kelemahan-dan-kelebihan-teori-waisya.html
http://www.slideshare.net/arelyafebriane7/tugas-sejarah-x
http://www.sarisejarah.com/2014/11/hasil-diskusi-tentang-kelebihan-dan.html
Hapsari, Ratna ; Buku Sejarah Indonesia ; ERLANGGA
http://www.slideshare.net/arelyafebriane7/tugas-sejarah-x
http://www.sarisejarah.com/2014/11/hasil-diskusi-tentang-kelebihan-dan.html
Hapsari, Ratna ; Buku Sejarah Indonesia ; ERLANGGA