Senin, 22 Agustus 2016

Fatmawati, Tokoh Dibalik Sang Saka Merah Putih





Bu Fatmawati, Terkenal sebagai ibu negara pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lahir di Pasar Padang Bengkulu, 15 Februari 1923. Beliau merupakan anak tunggal dan lahir dari keluarga keturunan bangsawan. Orang tuanya merupakan keturunan Putri Indrapura, salah seorang keluarga raja dari Kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Selain keturunan bangsawan keluarganya juga merupakan keluarga Muhammadiyah. Ayahnya merupakan salah seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Bu Fatmawati terkenal dengan sifatnya yang bijaksana dan mengayomi. Beliau aktif dalam organisasi perempuan Muhammadiyah yaitu Nasyatul Asyiyah.

Beliau mulai mengenal Soekarno sejak soekarno dipindahkan ke tempat perasinganya yaitu didaerah Flores, NTT. Pada saat itu bung karno bekerja sebagai seorang pengajar di sekolah Muhammadiyah dan Fatmawati menjadi siswanya pada saat itu. Dalam biografi Fatmawati diceritakan bahwa Fatmawati tinggal dirumah Bung Karno bersama istrinya yaitu Bu Inggit.




Saat Fatmawati tinggal di rumah itulah Bung Karno mulai jatuh cinta kepada beliau. Bung Karno pun berniat untuk memperistri beliau. Akan tetapi, beliau mengajukan syarat yang cukup berat yaitu beliau tidak mau di madu. Akhirnya demi mendapatkan cinta Fatmawati, Bung Karno menceraikan Bu Inggit, sosok wanita yang begitu tegar dan tulusnya mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai Indonesia Merdeka. Pahit getir sebagai orang buangan (tahanan Belanda) sering dilalui Bung Karno bersama Bu Inggit. Namun sejarah berkata lain. Perjalanan waktu berkehendak lain, kehadiran Fatmawati diantara Bung Karno dan Bu Inggit telah merubah segalanya. 

Pada tahun 1943 Fatmawati akhirnya resmi di peristri oleh Bung Karno. Karena kesibukan Bung Karno di Jakarta dan Bu Fatmawati tinggal jauh di Bengkulu pernikahan ini dilakukan dengan wakil salah seorang kerabat Bung Karno, Opseter Sardjono. Dikarenakan masalah yang semakin banyak, menjadikan fatmawati ikut hijrah ke Jakarta dan mendampingi Soekarno di Jakarta.


Bung Karno dan Ibu Fatmawati saat kunjungan ke Bandung


Ibu Fatmawai dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.

Beliau merupakan sosok kuat yang mendampingi Bung Karno dalam mengahadapi masalah yang terjadi di Indonesia. Beliau menjadi sosok penyemangat bagi Bung Karno. Mendekati kemerdekaan, beliau ikut mendampingi Bung karno saat beliau dibawa ke Rengas Dengklok. Beliau berjasa sebagai penjahit bendera Indonesia " Sang Saka Merah Putih". Dengan kain seadanya beliau menjahitkan bendera itu untuk dikibarkan pada Proklamasi kemerdekaan.


Bung Karno dan Ibu Fatmawati saat tiba di Yogyakarta
Dari hasil pernikahan beliau dengan Bung Karno melahirkan 5 orang anak yaitu :
1) Guntur Soekarnoputra,
2) Megawati Soekarnoputri,
3) Rachmawati Soekarnoputri,
4) Sukmawati Soekarnoputri, dan
5) Guruh Soekarnoputra.

Salah satu putrinya yaitu, Megawati Soekarnoputri menjadi presiden ke empat NKRI.


Bung Karno dan Bu Fatmawati bersama anak-anak mereka


Pada 14 Mei 1980 ajal akhirnya menjemput. Beliau meninggal di usia 57 tahun. Beliau meninggal karena serang jantung yang menyerangnya sepulang dari umroh di tanah suci Mekkah. Beliau meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia. Pesan terakhir dari beliau adalah

" ....Datang ke Mekah sudah menjadi pendaman cita-citaku. Saban hari aku melakukan zikir dan mengucapkan syahadat serta memohon supaya diberi kekuatan mendekat kepada Allah. Juga memohon supaya diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan perjuangan fi sabilillah. Aku berdo’a untuk cita-cita seperti semula yaitu cita-cita Indonesia Merdeka. Jangan sampai terbang Indonesia Merdeka."

Ibu Fatmawati merupakan sosok wanita yang sangat kuat. Hal itu lah yang menyebabkan saya memilih beliau untuk dijadikan dalam sebuah artikel. Tidak semua wanita sanggup menghadapi berbagai cobaan seperti beliau. Suami diasingkan, suami sibuk dengan urusan negara, negara yang masih seumur jagung dengan masalahnya yang begitu banyak. Beliau sanagt menginspirasi saya untuk menjadi wanita yang kuat. Dengan ikhlas menerima semua keadaan di depan mata.

"Karena dibalik sosok lelaki yang kuat, terdapat sosok wanita hebat di belakangnya"


Raut bahagia tergambar di wajah keduanya


Sumber :
http://www.biografiku.com/2013/02/biografi-fatmawati-soekarno.html
http://www.sejarah-negara.com/2015/02/sekilas-tentang-fatmawati-istri-sang-proklamator.html
http://www.biografipahlawan.com/2014/11/biografi-fatmawati.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Fatmawati
http://regional.liputan6.com/read/2486539/5-fakta-tentang-fatmawati-soekarno-sang-merpati-dari-bengkulu